Selamat pagi sahabat semuanya,,,Pada postingan kali ini mitazaedu.blogspot.com akan membahas tentang kurikulum pendidikan yang ada di negara Singapura. Kurikulum, banyak orang mengenal kosakata tersebut karena merupakan bagian dasar dari berbagai lembaga pendidikan. Kurikulum atau yang biasanya dikenal sebagai seperangkat mata pelajaran dari lembaga pendidikan yang diberikan kepada setiap pelajar dalam jenjang periode tertentu. Dalam pembahasan lebih lanjut akan dipaparkan mengenai kurikulum di Singapura, seperti apa saja pola penyusunan perangkat mata pelajaran dari lembaga pendidikan di Singapura. Kurun waktu yang ditentukan dalam satu kurikulum disesuaikan dengan visi serta misi yang hendak dicapai suatu oleh lembaga pendidikan. Kurikulum yang diciptakan ini diharapkan dapat mengarahkan pengajaran ke arah yang fokus terhadap tujuan pendidikan secara menyeluruh.
Kurikulum yang disediakan dalam berbagai lembaga pendidikan di Singapura terbagi menjadi beberapa cakupan secara luas, holistik dan bersifat global. Hal ini dapat dilihat dari yang paling sederhana yaitu kebijakan dwibahasa yang diterapkan oleh Singapura. Bahasa Inggris memang dijadikan sebagai bahasa kerja yang umum, namun setiap pelajar juga diwajibkan untuk menguasai bahasa ibu (atau bahasa daerah asal mereka, seperti Malay, Cina, atau Tamil). Kewajiban menguasai bahasa daerah asal mereka bertujuan agar setiap pelajar tidak kehilangan identitas diri mereka dan menjaga warisan budaya leluhur.
Setelah hal yang paling sederhana diterapkan oleh Singapura, selanjutnya beralih kepada tujuan dari kurikulum itu sendiri. Tujuannya adalah untuk menggali potensi yang dimiliki setiap pelajar secara maksimal, mengembangkan bakat dan talenta serta mengangkat semangat mereka dalam mempelajari nilai-nilai kehidupan lainnya. Berbagai pengajaran dan keterampilan diturunkan untuk memberikan pengalaman langsung bagi mereka, mulai dari pelajaran yang berbasis aksara seperti berhitung, ilmu pengetahuan umum, nilai estetika, nilai humaniora, pendidikan moral, hingga pendidikan fisik.
Jika ditelaah lebih lanjut dari beberapa kurikulum yang diterapkan oleh Singapura, maka sebenarnya pengajaran mereka tidak jauh berbeda dengan apa yang bisa kita temukan di sekolah-sekolah tinggi Indonesia. Namun apa yang menjadikan kurikulum di Singapura ini berbeda dengan kurikulum diIndonesiamungkin terletak pada strategi pengajaran serta pola penilaian yang ditetapkan oleh masing-masing Departemen Pendidikan.
Inilah Rinciannya :
1. SISTEM PENDIDIKAN DI SINGAPURA
Kurikulum pendidikan Singapura ternyata tidak berbeda jauh dari kurikulum pendidikan di Indonesia. Mereka juga menyelenggarakan ujian nasional atau yang sering disebut UN bagi semua siswa setiap akan melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Bedanya, jenjang pendidikan di Singapura itu agak belibet.
Anak-anak di Singapura masuk ke dunia pendidikan formal mulai dari tingkat TK(Kindergarter School) lanjut ke SD (primary school) selama 6 tahun. Setelah itu mereka masuk SMP-SMA (secondary school) selama 5 tahun, lalu ke tingkat persiapan menuju kuliah (centralised institute atau junior colleges) 3 tahun, baru masuk universitas (university).
Akan tetapi, lama seseorang menyelesaikan pendidikan di setiap jenjang setelah SD itu berbeda- beda. Karena setiap anak dimasukkan ke kelas sesuai dengan kemampuan masing-masing, ada 3 kelas di jenjang secondary school, antara lain Express, Normal Academic dan Normal Technical.
Kelas Express merupakan tempat UNTUK siswa pintar.Bagi anak-anak kelas Express, mereka bisa menyelesaikan secondary school selama 4 tahun. Ini juga kalau mereka lulus ”O” Level Test Singapura.
Kelas Normal Academic, sebelum mereka masuk ke kelas 5, pada tahun ke-4 harus mengerjakanujian nasional ”N” level tes agar bisa naik kelas. Setelah mereka melewati kelas 5, ada ujian nasional lagi yang namanya ”O” Level Test.
KelasNormal Technical, bisa disamakan dengan SMK. Jadi, setelah mereka lulus secondary school, mereka bisa melanjutkan ke Institute of Technical Education selama dua tahun, atau sekolah lanjutan untuk mereka yang mau melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, Polytechnic (untuk mendapatkan diploma), langsung kerja.
Pelajaran yang mereka dapat juga tidak banyak berbeda di Indonesia, misalnya Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Seni, juga pelajaran yang namanya Mother Tongue Language atau pelajaran bahasa sesuai bahasa ”ibu” mereka. Misalnya, mereka yang orang Melayu akan mempelajari bahasa Malay, bagi mereka yang Chinese bisa belajar bahasa Mandarin, mereka yang berasal dari India akan mempelajari bahasa Tamil. Hampir semua mata pelajaran itu diujikan dalam ”O” Level Test atau UN versi Singapura.
Ujian Nasional versi Singapura
”O” Level Test, ini nama UN untuk secondary school. ”O” Level Test adalah kependekan dari Ordinary Level Test. Bedanya dengan UN kita, UN mereka tidak menentukan kelulusan seseorang karena, menurut Pemerintah Singapura, setiap orang punya kesempatan sama untuk melanjutkan pendidikan.
Jadi, untuk pelajar yang sudah duduk di kelas 4 Express ataupun yang di kelas 5 Normal Academic sudah harus mengikuti ”O” Level Test untuk lulus dari secondary school. Dalam ”O” Level Test ada tujuh pelajaran yang harus diikuti : lima mata pelajaran pokok dan dua mata pelajaran pilihan. Kelima pelajaran pokok itu adalah English, Mother Tongue, Matematika, IPA (Biologi, Kimia, Fisika), IPS (Sejarah, Sosiologi, Geografi), serta dua mata pelajaran, pilihan dari Food and Nutrition, IT, dan Design and Technology. Semua pelajaran tersebut punya nilai minimum. Sedangkan mereka yang tidak bisa mendapatkan nilai minimum, tetap lulus. Tapi, di ijazah mereka akan ada nilai merah. Kalau mereka tidak mau di ijazahnya ada nilai merah, mereka boleh mengulang satu tahun di kelas yang sama.
Setelah Secondary School Masih ada satu lagi jenjang sebelum mereka masuk ke universitas, yaitu Centralised Institute atau Junior Colleges (tertiary education, persiapan menuju tingkat universitas). Tapi, untuk mereka yang punya nilai bagus (poin 1 sampai 14) bisa langsung ke Junior College yang lamanya dua tahun.
Kalau mereka tidak mempunyai nilai dari poin yang disebutkan itu, mereka melanjutkan ke Centralised Institute yang waktunya lebih lama, yakni tiga tahun. Setelah itu mereka harus melewati ujian nasional yang namanya ”A” Level Test atau Advanced Level Test. Tes yang diberikan tentu saja lebih susah, karena akan masuk ke Universitas. Tapi, dengan banyaknya tes yang dilewati, tentulah universitas di Singapura bisa mendapatkan calon mahasiswa yang berkualitas. Karena penyaringan mahasiswa secara tidak langsung dilakukan lewat sejumlah tes-tes tersebut. Soal-soal yang ada dalam setiap tes dibuat oleh Universitas Cambridge. Jadi, ijazah yang mereka dapatkan bertaraf internasional yang bisa digunakan untuk melanjutkan kuliah di mana saja, di seluruh dunia
2. STRATEGI PENDIDIKAN DI SINGAPURA
Singapura mengaku tidak memiliki formula spesifik yang dapat menciptakan sebuah kesuksesan bagi sektor pendidikan karena hal tersebut hanya dapat diraih berdasarkan berbagai upaya jangka panjang yang berkelanjutan.
Singapura memiliki tiga fase dalam mengembangkan strategi ipteknya, yaitu:
- Fase transfer pengetahuan dari luar negeri (1970 hingga 1980-an)
- Fase pembangunan landasan riset dan pengembangan (1990-an) antara lain dengan mendirikan Dewan Teknologi dan Sains Nasional pada 1991.
- Fase terakhir yang dimulai pada 2000 hingga kini adalah menciptakan pengetahuan baru bagi industri dengan cara memaksimalkan hubungan antara perguruan tinggi, institusi riset, dan industri.
Mantan Menteri Pendidikan mengatakan Singapura juga memaparkan tentang tiga tahap dari pengembangan sektor pendidikan di negaranya.
- Tahap pertama pada 1959-1978 ditandai dengan menciptakan sistem pendidikan nasional yang seragam dan memprioritaskan pendidikan massal untuk semua warga. Keseragaman pendidikan dibutuhkan karena saat itu di Singapura terdapat empat jenis sekolah umum (sekolah Inggris, China, Melayu, dan Tamil) yang masing-masing menerapkan kurikulum dan etos pendidikan yang berbeda.
- Tahap kedua pada 1979-1966 didorong oleh efisiensi dengan mulai memberikan otonomi kepada sekolah untuk mengembangkan kurikulum yang berbeda untuk kemampuan yang berbeda, serta mengembangkan sektor politeknik dan universitas.
- Tahap ketiga pada 1997 hingga sekarang berfokus lebih banyak pada kualitas dibandingkan kuantitas dengan menerapkan kebijakan desentralisasi dan keragaman. Sekolah dapat membuat dan mengembangkan kurikulum sendiri, serta mereka memiliki fleksibilitas lebih dalam membuat kebijakan tentang kriteria penyeleksian siswa
3. SISTEM PENDIDIKAN SINGAPURA MENJADI SISTEM PENDIDIKAN TERBAIK DI ASEAN
Kemajuan pendidikan di Singapura didukung oleh banyak faktor. Di antaranya yaitu adanya fasilitas yang memadai. Contohnya, setiap sekolah di Singapura memiliki web sekolah yang berguna untuk menghubungkan siswa, guru, dan orang tua. selain itu, di setiap kelas terdapat Liquid Crystal Display (LCD) untuk proses pembelajaran. Fasilitas lainnya yaitu tersedianya sistem transportasi yang memiliki akses ke semua sekolah di singapura yang memudahkan siswa untuk menuju ke sekolahnya.
Faktor biaya juga sangat mempengaruhi kualitas pendidikan. Karena jika biaya sekolah murah, setiap orang di negara tersebut dapat mengenyam pendidikan dengan mudah. Di singapura, biaya pendidikan disesuaikan dengan kemampuan rakyat, ditambah lagi dengan beasiswa bagi rakyat yang kurang beruntung.
Faktor lain yang menyebabkan singapura menjadi negara dengan sistem pendidikan terbaik di ASEAN adalah faktor pendidik. Proses penyaringan untuk menjadi guru sangat ketat dan calon guru yang di terima disesuaikan dengan jumlah guru yang diperlukan, sehingga semua calon guru tersebut pasti akan mendapatkan pekerjaan. Setelah teraudisi, para calon guru diberi pelatihan sebelum bekerja, sehingga guru-guru sudah mendapatkan pembekalan sebelumnya. Selain itu, gaji yang diberikan untuk guru-guru di singapura juga banyak. Hal itu menyebabkan kehidupan guru-guru terjamin kesejahteraannya.
4. ANGGARAN PENDIDIKAN DI SINGAPURA
Singapura mengeluarkan sekitar 25% dari anggaran pemerintahannya untuk mengelola sektor pendidikan di negara pulau yang luasnya hanya 692km2 itu. Sektor pendidikan mencapai 25% dari total pengeluaran pemerintah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 40 persen adalah untuk tingkat pendidikan tersier (setingkat perguruan tinggi). Selain itu, pemerintah Singapura juga menyediakan 75 persen dana subsidi operasional dan mendorong lebih banyak donasi atau bantuan dari sektor swasta untuk membantu institusi pendidikan. Sedangkan, agar pendidkan dapat mendorong inovasi yang berkelanjutan, Singapura menekankan pendekatan antara pemerintah dan kalangan pembisnis.
5. ANALISIS PENDIDIKAN DI SINGAPURA
Selama bertahun-tahun, Singapura telah berkembang dari sistem pendidikan ala Inggris yang tradisional menjadi sistem pendidikan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuan individual dan mengembangkan bakat. Kurikulum pendidikan Singapura ternyata tidak berbeda jauh dari kurikulum pendidikan di Indonesia. Mereka juga menyelenggarakan Ujian Nasional atau yang sering disebut UN bagi semua siswa setiap akan melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Bedanya, UN di Singapura tidak menentukan kelulusan seseorang karena, menurut pemerintah Singapura, setiap orang punya kesempatan sama untuk melanjutkan pendidikan.
6. KEUNGGULAN DAN KEKURANGAN PENDIDIKAN DI SINGAPURA
Meskipun menjadi Negara dengan Sistem Pendidikan di ASEAN, Singapura juga memiliki keunggulan dan kekurangan, diantaranya :
Dari sekolah Dasar hingga Universitas, siswa sudah dipantau dan diarahkan untuk mendapatkan pendidikan yang cocok untuknya atau sesuai dengan minat bakatnya.
Singapura tidak menyamaratakan bahwa semua warga pasti mampu sekolah di Singapura relatif murah.
Untuk keluarga yang tidak mampu, pemerintah menyediakan beasiswa jika perlu. Itu disediakan untuk memastikan bahwa kemiskinan bukan hambatan untuk mengenyam pendidikan.
Mobil bukan persoalan bagi kebanyakan warga di Singapura, untuk kelancaran transportasi anak-anaknya tersedia berbagai mode transportasi, mulai dari MRT (Mass Rapid Transit), dipadu dengan rangkaian bus kota yang memiliki akses ke semua sekolah.
Ruang kelas ditata secara bersih dan membuat murid/mahasiswa (i) bisa melihat guru atau dosen dan sebaliknya dosen atau guru bisa memantau semua anak didiknya.
Akses internet hingga ke ruang-ruang kelas juga tersedia dan gratis hanya dengan mendaftar untuk mendapatkan ID dari sekolah dan U
Lulusan Sekolah / Universitas Singapore diakui terbaik oleh Negara Timur maupun Barat.
Semua bahan kuliah dapat diunduh dari internet dalam bentuk PDF. Siswa akan diberikan passworduntuk mata kuliah yang diambilnya.
Ruang laboratorium dibuka 24 jam dengan fasilitas komputer yang bagus. Akses masuk dilakukan dengan kartu dan password.
Di Singapura sistem pendidikan secara umum berorientasi pada pengembangan sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan, dalam upaya memenuhi dunia kerja yang terampil dan berpendidikan. Selain itu juga berorientasi agar terdapat keseimbangan dari segi moral dan kultur dalam menghadapi perubahan dan kemajuan yang terjadi. Silabus pengajaran dasar dan menengah dikontrol secara nasional oleh Curriculum Planning & Development Division, Ministry of Education. Lembaga ini berwenang dalam menentukan tiga hal dasar yang menyangkut keterampilan berpikir, teknologi informasi, dan pendidikan nasional.
Hal yang masih sering dikeluhkan dalam sistem pendidikan di Singaura adalah kurangnya kebebasan berekspresi untuk mahasiswanya. Contohnya adalah, jika mahasiswa Indonesia terkenal suka menggelar demonstrasi dan bahkan sampai mampu menggulingkan sebuah rejim pemerintahan, mahasiswa Singapura cenderung apolitis. Mereka tidak terlibat dan tidak suka terlibat dalam urusan politik. Mereka lebih banyak fokus pada belajar di kelas. Hal ini bisa jadi beranjak dari sistem pemerintahan Singapura yang cenderung otoriter.
Di Singapura ada yang namanya Internal Security Act (ISA) atau Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri yang bisa menahan orang tanpa proses pengadilan. Keberadaan undang-undang ini menjadi salah satu penyebab mengapa aktivitas politik yang berseberangan dengan pemerintah cenderung sedikit atau bahkan jarang terjadi. Partai oposisi hanya memiliki kurang dari tiga kursi di parlemen. Belum lagi kondisi ekonomi negara yang sangat mapan menjadikan masyarakat Singapura, dan juga mahasiswanya cenderung merasa puas dengan pemerintahan sekarang.
Segi negatif dari hal di atas adalah berkurangnya sosialisasi dari para pelajar. Tidak ada lagi pelajar nongkrong-nongkrong seperti di Indonesia. Akibatnya interaksi sosial antar pelajar berkurang dan menjadikan para siswa singapura seperti robot yang hanya memikirkan pekerjaan pribadinya saja. Tidak ada lagi tenggang rasa antara sesama siswa. Hal yang terjadi adalah “belajar, pulang, dan lulus secepat mungkin dengan nilai bagus”. Hanya itu.
Kekurangan lainnya adalah Durasi waktu pendidikan yang ditempuh siswa relatif terlalu lama, seperti pada jenjang Kindergartens yang berdurasi selama 3 tahun.
Rangkuman
JENJANG PENDIDIKAN
Kurikulum yang disediakan dalam berbagai lembaga pendidikan di Singapura terbagi menjadi beberapa cakupan secara luas, holistik dan bersifat global. Hal ini dapat dilihat dari yang paling sederhana yaitu kebijakan dwibahasa yang diterapkan oleh Singapura. Bahasa Inggris memang dijadikan sebagai bahasa kerja yang umum, namun setiap pelajar juga diwajibkan untuk menguasai bahasa ibu (atau bahasa daerah asal mereka, seperti Malay, Cina, atau Tamil). Kewajiban menguasai bahasa daerah asal mereka bertujuan agar setiap pelajar tidak kehilangan identitas diri mereka dan menjaga warisan budaya leluhur.
Setelah hal yang paling sederhana diterapkan oleh Singapura, selanjutnya beralih kepada tujuan dari kurikulum itu sendiri. Tujuannya adalah untuk menggali potensi yang dimiliki setiap pelajar secara maksimal, mengembangkan bakat dan talenta serta mengangkat semangat mereka dalam mempelajari nilai-nilai kehidupan lainnya. Berbagai pengajaran dan keterampilan diturunkan untuk memberikan pengalaman langsung bagi mereka, mulai dari pelajaran yang berbasis aksara seperti berhitung, ilmu pengetahuan umum, nilai estetika, nilai humaniora, pendidikan moral, hingga pendidikan fisik.
Jika ditelaah lebih lanjut dari beberapa kurikulum yang diterapkan oleh Singapura, maka sebenarnya pengajaran mereka tidak jauh berbeda dengan apa yang bisa kita temukan di sekolah-sekolah tinggi Indonesia. Namun apa yang menjadikan kurikulum di Singapura ini berbeda dengan kurikulum diIndonesiamungkin terletak pada strategi pengajaran serta pola penilaian yang ditetapkan oleh masing-masing Departemen Pendidikan.
Inilah Rinciannya :
1. SISTEM PENDIDIKAN DI SINGAPURA
Kurikulum pendidikan Singapura ternyata tidak berbeda jauh dari kurikulum pendidikan di Indonesia. Mereka juga menyelenggarakan ujian nasional atau yang sering disebut UN bagi semua siswa setiap akan melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Bedanya, jenjang pendidikan di Singapura itu agak belibet.
Anak-anak di Singapura masuk ke dunia pendidikan formal mulai dari tingkat TK(Kindergarter School) lanjut ke SD (primary school) selama 6 tahun. Setelah itu mereka masuk SMP-SMA (secondary school) selama 5 tahun, lalu ke tingkat persiapan menuju kuliah (centralised institute atau junior colleges) 3 tahun, baru masuk universitas (university).
Akan tetapi, lama seseorang menyelesaikan pendidikan di setiap jenjang setelah SD itu berbeda- beda. Karena setiap anak dimasukkan ke kelas sesuai dengan kemampuan masing-masing, ada 3 kelas di jenjang secondary school, antara lain Express, Normal Academic dan Normal Technical.
Kelas Express merupakan tempat UNTUK siswa pintar.Bagi anak-anak kelas Express, mereka bisa menyelesaikan secondary school selama 4 tahun. Ini juga kalau mereka lulus ”O” Level Test Singapura.
Kelas Normal Academic, sebelum mereka masuk ke kelas 5, pada tahun ke-4 harus mengerjakanujian nasional ”N” level tes agar bisa naik kelas. Setelah mereka melewati kelas 5, ada ujian nasional lagi yang namanya ”O” Level Test.
KelasNormal Technical, bisa disamakan dengan SMK. Jadi, setelah mereka lulus secondary school, mereka bisa melanjutkan ke Institute of Technical Education selama dua tahun, atau sekolah lanjutan untuk mereka yang mau melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, Polytechnic (untuk mendapatkan diploma), langsung kerja.
Pelajaran yang mereka dapat juga tidak banyak berbeda di Indonesia, misalnya Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Seni, juga pelajaran yang namanya Mother Tongue Language atau pelajaran bahasa sesuai bahasa ”ibu” mereka. Misalnya, mereka yang orang Melayu akan mempelajari bahasa Malay, bagi mereka yang Chinese bisa belajar bahasa Mandarin, mereka yang berasal dari India akan mempelajari bahasa Tamil. Hampir semua mata pelajaran itu diujikan dalam ”O” Level Test atau UN versi Singapura.
Ujian Nasional versi Singapura
”O” Level Test, ini nama UN untuk secondary school. ”O” Level Test adalah kependekan dari Ordinary Level Test. Bedanya dengan UN kita, UN mereka tidak menentukan kelulusan seseorang karena, menurut Pemerintah Singapura, setiap orang punya kesempatan sama untuk melanjutkan pendidikan.
Jadi, untuk pelajar yang sudah duduk di kelas 4 Express ataupun yang di kelas 5 Normal Academic sudah harus mengikuti ”O” Level Test untuk lulus dari secondary school. Dalam ”O” Level Test ada tujuh pelajaran yang harus diikuti : lima mata pelajaran pokok dan dua mata pelajaran pilihan. Kelima pelajaran pokok itu adalah English, Mother Tongue, Matematika, IPA (Biologi, Kimia, Fisika), IPS (Sejarah, Sosiologi, Geografi), serta dua mata pelajaran, pilihan dari Food and Nutrition, IT, dan Design and Technology. Semua pelajaran tersebut punya nilai minimum. Sedangkan mereka yang tidak bisa mendapatkan nilai minimum, tetap lulus. Tapi, di ijazah mereka akan ada nilai merah. Kalau mereka tidak mau di ijazahnya ada nilai merah, mereka boleh mengulang satu tahun di kelas yang sama.
Setelah Secondary School Masih ada satu lagi jenjang sebelum mereka masuk ke universitas, yaitu Centralised Institute atau Junior Colleges (tertiary education, persiapan menuju tingkat universitas). Tapi, untuk mereka yang punya nilai bagus (poin 1 sampai 14) bisa langsung ke Junior College yang lamanya dua tahun.
Kalau mereka tidak mempunyai nilai dari poin yang disebutkan itu, mereka melanjutkan ke Centralised Institute yang waktunya lebih lama, yakni tiga tahun. Setelah itu mereka harus melewati ujian nasional yang namanya ”A” Level Test atau Advanced Level Test. Tes yang diberikan tentu saja lebih susah, karena akan masuk ke Universitas. Tapi, dengan banyaknya tes yang dilewati, tentulah universitas di Singapura bisa mendapatkan calon mahasiswa yang berkualitas. Karena penyaringan mahasiswa secara tidak langsung dilakukan lewat sejumlah tes-tes tersebut. Soal-soal yang ada dalam setiap tes dibuat oleh Universitas Cambridge. Jadi, ijazah yang mereka dapatkan bertaraf internasional yang bisa digunakan untuk melanjutkan kuliah di mana saja, di seluruh dunia
2. STRATEGI PENDIDIKAN DI SINGAPURA
Singapura mengaku tidak memiliki formula spesifik yang dapat menciptakan sebuah kesuksesan bagi sektor pendidikan karena hal tersebut hanya dapat diraih berdasarkan berbagai upaya jangka panjang yang berkelanjutan.
Singapura memiliki tiga fase dalam mengembangkan strategi ipteknya, yaitu:
- Fase transfer pengetahuan dari luar negeri (1970 hingga 1980-an)
- Fase pembangunan landasan riset dan pengembangan (1990-an) antara lain dengan mendirikan Dewan Teknologi dan Sains Nasional pada 1991.
- Fase terakhir yang dimulai pada 2000 hingga kini adalah menciptakan pengetahuan baru bagi industri dengan cara memaksimalkan hubungan antara perguruan tinggi, institusi riset, dan industri.
Mantan Menteri Pendidikan mengatakan Singapura juga memaparkan tentang tiga tahap dari pengembangan sektor pendidikan di negaranya.
- Tahap pertama pada 1959-1978 ditandai dengan menciptakan sistem pendidikan nasional yang seragam dan memprioritaskan pendidikan massal untuk semua warga. Keseragaman pendidikan dibutuhkan karena saat itu di Singapura terdapat empat jenis sekolah umum (sekolah Inggris, China, Melayu, dan Tamil) yang masing-masing menerapkan kurikulum dan etos pendidikan yang berbeda.
- Tahap kedua pada 1979-1966 didorong oleh efisiensi dengan mulai memberikan otonomi kepada sekolah untuk mengembangkan kurikulum yang berbeda untuk kemampuan yang berbeda, serta mengembangkan sektor politeknik dan universitas.
- Tahap ketiga pada 1997 hingga sekarang berfokus lebih banyak pada kualitas dibandingkan kuantitas dengan menerapkan kebijakan desentralisasi dan keragaman. Sekolah dapat membuat dan mengembangkan kurikulum sendiri, serta mereka memiliki fleksibilitas lebih dalam membuat kebijakan tentang kriteria penyeleksian siswa
3. SISTEM PENDIDIKAN SINGAPURA MENJADI SISTEM PENDIDIKAN TERBAIK DI ASEAN
Kemajuan pendidikan di Singapura didukung oleh banyak faktor. Di antaranya yaitu adanya fasilitas yang memadai. Contohnya, setiap sekolah di Singapura memiliki web sekolah yang berguna untuk menghubungkan siswa, guru, dan orang tua. selain itu, di setiap kelas terdapat Liquid Crystal Display (LCD) untuk proses pembelajaran. Fasilitas lainnya yaitu tersedianya sistem transportasi yang memiliki akses ke semua sekolah di singapura yang memudahkan siswa untuk menuju ke sekolahnya.
Faktor biaya juga sangat mempengaruhi kualitas pendidikan. Karena jika biaya sekolah murah, setiap orang di negara tersebut dapat mengenyam pendidikan dengan mudah. Di singapura, biaya pendidikan disesuaikan dengan kemampuan rakyat, ditambah lagi dengan beasiswa bagi rakyat yang kurang beruntung.
Faktor lain yang menyebabkan singapura menjadi negara dengan sistem pendidikan terbaik di ASEAN adalah faktor pendidik. Proses penyaringan untuk menjadi guru sangat ketat dan calon guru yang di terima disesuaikan dengan jumlah guru yang diperlukan, sehingga semua calon guru tersebut pasti akan mendapatkan pekerjaan. Setelah teraudisi, para calon guru diberi pelatihan sebelum bekerja, sehingga guru-guru sudah mendapatkan pembekalan sebelumnya. Selain itu, gaji yang diberikan untuk guru-guru di singapura juga banyak. Hal itu menyebabkan kehidupan guru-guru terjamin kesejahteraannya.
4. ANGGARAN PENDIDIKAN DI SINGAPURA
Singapura mengeluarkan sekitar 25% dari anggaran pemerintahannya untuk mengelola sektor pendidikan di negara pulau yang luasnya hanya 692km2 itu. Sektor pendidikan mencapai 25% dari total pengeluaran pemerintah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 40 persen adalah untuk tingkat pendidikan tersier (setingkat perguruan tinggi). Selain itu, pemerintah Singapura juga menyediakan 75 persen dana subsidi operasional dan mendorong lebih banyak donasi atau bantuan dari sektor swasta untuk membantu institusi pendidikan. Sedangkan, agar pendidkan dapat mendorong inovasi yang berkelanjutan, Singapura menekankan pendekatan antara pemerintah dan kalangan pembisnis.
5. ANALISIS PENDIDIKAN DI SINGAPURA
Selama bertahun-tahun, Singapura telah berkembang dari sistem pendidikan ala Inggris yang tradisional menjadi sistem pendidikan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuan individual dan mengembangkan bakat. Kurikulum pendidikan Singapura ternyata tidak berbeda jauh dari kurikulum pendidikan di Indonesia. Mereka juga menyelenggarakan Ujian Nasional atau yang sering disebut UN bagi semua siswa setiap akan melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Bedanya, UN di Singapura tidak menentukan kelulusan seseorang karena, menurut pemerintah Singapura, setiap orang punya kesempatan sama untuk melanjutkan pendidikan.
6. KEUNGGULAN DAN KEKURANGAN PENDIDIKAN DI SINGAPURA
Meskipun menjadi Negara dengan Sistem Pendidikan di ASEAN, Singapura juga memiliki keunggulan dan kekurangan, diantaranya :
Dari sekolah Dasar hingga Universitas, siswa sudah dipantau dan diarahkan untuk mendapatkan pendidikan yang cocok untuknya atau sesuai dengan minat bakatnya.
Singapura tidak menyamaratakan bahwa semua warga pasti mampu sekolah di Singapura relatif murah.
Untuk keluarga yang tidak mampu, pemerintah menyediakan beasiswa jika perlu. Itu disediakan untuk memastikan bahwa kemiskinan bukan hambatan untuk mengenyam pendidikan.
Mobil bukan persoalan bagi kebanyakan warga di Singapura, untuk kelancaran transportasi anak-anaknya tersedia berbagai mode transportasi, mulai dari MRT (Mass Rapid Transit), dipadu dengan rangkaian bus kota yang memiliki akses ke semua sekolah.
Ruang kelas ditata secara bersih dan membuat murid/mahasiswa (i) bisa melihat guru atau dosen dan sebaliknya dosen atau guru bisa memantau semua anak didiknya.
Akses internet hingga ke ruang-ruang kelas juga tersedia dan gratis hanya dengan mendaftar untuk mendapatkan ID dari sekolah dan U
Lulusan Sekolah / Universitas Singapore diakui terbaik oleh Negara Timur maupun Barat.
Semua bahan kuliah dapat diunduh dari internet dalam bentuk PDF. Siswa akan diberikan passworduntuk mata kuliah yang diambilnya.
Ruang laboratorium dibuka 24 jam dengan fasilitas komputer yang bagus. Akses masuk dilakukan dengan kartu dan password.
Di Singapura sistem pendidikan secara umum berorientasi pada pengembangan sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan, dalam upaya memenuhi dunia kerja yang terampil dan berpendidikan. Selain itu juga berorientasi agar terdapat keseimbangan dari segi moral dan kultur dalam menghadapi perubahan dan kemajuan yang terjadi. Silabus pengajaran dasar dan menengah dikontrol secara nasional oleh Curriculum Planning & Development Division, Ministry of Education. Lembaga ini berwenang dalam menentukan tiga hal dasar yang menyangkut keterampilan berpikir, teknologi informasi, dan pendidikan nasional.
Hal yang masih sering dikeluhkan dalam sistem pendidikan di Singaura adalah kurangnya kebebasan berekspresi untuk mahasiswanya. Contohnya adalah, jika mahasiswa Indonesia terkenal suka menggelar demonstrasi dan bahkan sampai mampu menggulingkan sebuah rejim pemerintahan, mahasiswa Singapura cenderung apolitis. Mereka tidak terlibat dan tidak suka terlibat dalam urusan politik. Mereka lebih banyak fokus pada belajar di kelas. Hal ini bisa jadi beranjak dari sistem pemerintahan Singapura yang cenderung otoriter.
Di Singapura ada yang namanya Internal Security Act (ISA) atau Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri yang bisa menahan orang tanpa proses pengadilan. Keberadaan undang-undang ini menjadi salah satu penyebab mengapa aktivitas politik yang berseberangan dengan pemerintah cenderung sedikit atau bahkan jarang terjadi. Partai oposisi hanya memiliki kurang dari tiga kursi di parlemen. Belum lagi kondisi ekonomi negara yang sangat mapan menjadikan masyarakat Singapura, dan juga mahasiswanya cenderung merasa puas dengan pemerintahan sekarang.
Segi negatif dari hal di atas adalah berkurangnya sosialisasi dari para pelajar. Tidak ada lagi pelajar nongkrong-nongkrong seperti di Indonesia. Akibatnya interaksi sosial antar pelajar berkurang dan menjadikan para siswa singapura seperti robot yang hanya memikirkan pekerjaan pribadinya saja. Tidak ada lagi tenggang rasa antara sesama siswa. Hal yang terjadi adalah “belajar, pulang, dan lulus secepat mungkin dengan nilai bagus”. Hanya itu.
Kekurangan lainnya adalah Durasi waktu pendidikan yang ditempuh siswa relatif terlalu lama, seperti pada jenjang Kindergartens yang berdurasi selama 3 tahun.
Rangkuman
JENJANG PENDIDIKAN
Jenjang pendidikan formal di Singapura dimulai dari pendidikan setingkat SD yang disebut Primary School (6 tahun), kemudian setingkat SMP yang disebut Secondary School (4-5 tahun) dan setingkat SMA yang disebut Junior College (2 tahun). Lulusan Primary akan menerima Primary School Leaving Certificate, lulusan Secondary akan menerima "O" Level Certificate dan lulusan Junior College akan memperoleh "A" level Certificate.
Sekolah-sekolah tersebut mayoritas adalah sekolah pemerintah, disebut Government School, yang menganut sistim pendidikan Inggris. Disamping itu terdapat juga sekolah-sekolah Internasional yang menganut sistim Internasional (IB) > Australia atau Amerika. Untuk masuk ke masing-masing sekolah tersebut harus melalui test masuk. Para siswa internasional yang ingin masuk ke Government School harus mengikuti test yang disebut AEIS Test.
Bahasa utama di sekolah-sekolah Singapura adalah bahasa Inggris. Para siswa yang belum menguasai bahasa inggris dapat mengikuti penataran persiapan terlebih dahulu sebelum mengikuti test masuk.
PENDIDIKAN TINGGI
Pendidikan Tinggi di Singapura bisa berupa Polytechnic atau Universitas. Terdapat 5 Polytechnic dan 3 Universitas di Singapura yang semuanya berstatus negeri.
Perlu diketahui bahwa untuk dapat diterima di Universitas Singapura seperti National Univercity of Singapore tidaklah mudah, karena tempat yang sangat terbatas dan persyaratan masuk yang tinggi.
Oleh karena itu umumnya setelah menyelesaikan GCE "0" Level atau "A" Level para siswa asing di Singapura yang tidak berhasil masuk ke Universitas akan melanjutkan kuliahnya ke negara lain.
Lulusan "0" Level biasanya sudah dapat diterima di Foundation di Australia dan Inggris, dan di College & sebagian Universitas di Amerika.
Selain Pendidikan Tinggi negeri, terdapat beberapa Universitas asing yang membuka cabang di Singapura, serta banyak Lembaga Pendidikan Swasta yang menyelenggarakan program-program kembaran berafiliasi dengan Universitas-universitas asing dari Australia, Inggris dan Amerika.Demikianlah sistem pendidikan yang ada di Singapura.
0 comments: