Mita Zaedu - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengangkat tentang Penumbuhan Budi Pekerti yakni memuat Lingkungan Pendidikan sebagai taman yang terbagi atas tiga bagian diantaranya tentang 01 Intra Kurikuler, 02 Ekstra Kurikulerm 03 Non Kurikuler. Untuk nomor 03 yaitu Non Kurikuler sering terkesmpingkan, dan hal ini perlu dirancang dengan sengaja sejak awal.
Baiklah sebelum kami masuk kepada pokok bahasan. Kami akan memaparkan tentang pengertian budi pekerti dan manfaat pendidikannya.
Pengertian Budi Pekerti Dan Manfaat Pendidikannya
Pengertian
Pengertian budi pekerti adalah kesadaran perbuatan atau perilaku seseorang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti budi pekerti adalah tingkah laku, akhlak, perangai, watak. Sedangkan dalam bahasa Arab budi pekerti disebut dengan akhlak dan ethics dalam bahasa Inggris. Untuk itu, budi pekerti juga dikenal dengan istilah etika.
Secara etimologi, istilah budi pekerti ini merupakan gabungan 2 kata yaitu budi dan pekerti. Kata budi sendiri memiliki arti sadar, nalar, pikiran atau watak. Sedangkan pekerti memiliki arti perilaku, perbuatan, perangai, tabiat, watak. Kedua kata ini memiliki kaitan yang sangat erat karena pada dasarnya budi seseorang itu ada dalam batin manusia dan tidak akan tampak sebelum dilakukan dalam bentuk pekerti (perbuatan).
Dalam hal ini, pendidikan budi pekerti yang dimaksud adalah penanaman dan juga pengembangan nilai budi pekerti luhur seperti sopan santun, bertanggung jawab, disiplin, jujur, ikhlas dan lain sebagainya.
Tujuan Pendidikan Budi Pekerti
Pendidikan budi pekerti sejak dini memang sangat penting karena pengertian budi pekerti sendiri merupakan perilaku seseorang sehingga harus dididik dan ditanamkan dengan nilai-nilai budi pekerti yang luhur.
Pendidikan budi pekerti ini sendiri memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah berusaha mencegah kejadian-kejadian yang sifatnya negatif, berusaha menanamkan sejak dini nilai-nilai norma dan luhur yang mulai berkurang dan juga untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat lewat pemahaman pendidikan budi pekerti.
Manfaat Pendidikan Budi Pekerti
Saat ini, pendidikan budi pekerti memang dirasa semakin penting mengingat nilai-nilai luhur remaja saat ini semakin berkurang. Nah ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari pendidikan budi pekerti ini diantaranya adalah dapat membantu para remaja untuk meningkatkan nilai diri melalui penanaman ketatasusilaan dan nilai-nilai moralitas serta mulai belajar untuk bersikap baik.
Kemudian budi pekerti juga dapat bermanfaat untuk membantu meningkatkan kesadaran remaja mengenai betapa pentingnya penanaman budi pekerti untuk menyikapi sekaligus menyiasati semakin kompleksnya perkembangan zaman.
Selain itu, pendidikan budi pekerti juga sangat bermanfaat dalam meningkatkan SDM atau sumber daya manusia untuk menciptakan manusia yang berbudi luhur lewat pendidikan dan penanaman budi pekerti di sekolah. Demikianlah pengertian budi pekerti beserta manfaat pendidikannya.
Pengertian
Pengertian budi pekerti adalah kesadaran perbuatan atau perilaku seseorang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti budi pekerti adalah tingkah laku, akhlak, perangai, watak. Sedangkan dalam bahasa Arab budi pekerti disebut dengan akhlak dan ethics dalam bahasa Inggris. Untuk itu, budi pekerti juga dikenal dengan istilah etika.
Secara etimologi, istilah budi pekerti ini merupakan gabungan 2 kata yaitu budi dan pekerti. Kata budi sendiri memiliki arti sadar, nalar, pikiran atau watak. Sedangkan pekerti memiliki arti perilaku, perbuatan, perangai, tabiat, watak. Kedua kata ini memiliki kaitan yang sangat erat karena pada dasarnya budi seseorang itu ada dalam batin manusia dan tidak akan tampak sebelum dilakukan dalam bentuk pekerti (perbuatan).
Dalam hal ini, pendidikan budi pekerti yang dimaksud adalah penanaman dan juga pengembangan nilai budi pekerti luhur seperti sopan santun, bertanggung jawab, disiplin, jujur, ikhlas dan lain sebagainya.
Tujuan Pendidikan Budi Pekerti
Pendidikan budi pekerti sejak dini memang sangat penting karena pengertian budi pekerti sendiri merupakan perilaku seseorang sehingga harus dididik dan ditanamkan dengan nilai-nilai budi pekerti yang luhur.
Pendidikan budi pekerti ini sendiri memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah berusaha mencegah kejadian-kejadian yang sifatnya negatif, berusaha menanamkan sejak dini nilai-nilai norma dan luhur yang mulai berkurang dan juga untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat lewat pemahaman pendidikan budi pekerti.
Manfaat Pendidikan Budi Pekerti
Saat ini, pendidikan budi pekerti memang dirasa semakin penting mengingat nilai-nilai luhur remaja saat ini semakin berkurang. Nah ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari pendidikan budi pekerti ini diantaranya adalah dapat membantu para remaja untuk meningkatkan nilai diri melalui penanaman ketatasusilaan dan nilai-nilai moralitas serta mulai belajar untuk bersikap baik.
Kemudian budi pekerti juga dapat bermanfaat untuk membantu meningkatkan kesadaran remaja mengenai betapa pentingnya penanaman budi pekerti untuk menyikapi sekaligus menyiasati semakin kompleksnya perkembangan zaman.
Selain itu, pendidikan budi pekerti juga sangat bermanfaat dalam meningkatkan SDM atau sumber daya manusia untuk menciptakan manusia yang berbudi luhur lewat pendidikan dan penanaman budi pekerti di sekolah. Demikianlah pengertian budi pekerti beserta manfaat pendidikannya.
Penumbuhan Budi Pekerti Menurut Mendikbud dalam Sebuah Presentasi PowerPoint
1. Sebagai awal cover tentang penumbuhan Budi Pekerti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Lingkunah pendidikan sebagai taman
3. Tiga hal pokok dalam penumbuhan budi pekerti
yaitu Intra Kulikuler, Ekstra Kurikuler, dan Non Kurikuler.
4. Penumbuhan Budi Pekerti
Pelaksanaan serangkaian kegiatan non kurikuler di sekolah yang bertujuan untuk menciptakan iklim sekolah menyenangkan bagi seluruh warga sekolah dan menumbuhkan budi pekerti anak bangsa.
5. Terdapat nilai-nilai mendasar dalam penumbuhan budi pekerti
6. Penumbuhan Budi Pekerti
Sekolah selayaknya menjadi "taman" yang di dalamnya anak-anak Indonesia akan mendapatkan suasana belajar penuh tantangan tapi menyenangkan dan menumbuhkan budi pekerti luhur. Bersamaan dengan dimulainya tahun ajaran 2015/2016, Kemdikbud mencanangkan gerakan Penumbuhan Budi Pekerti melalui serangkaian kegiatan non kurikuler, yaitu rangkaian kegiatan harian dan periodik wajib maupun pilihan, seperti tertuang dalam Permendikbud tentang Penumbuhan Budi Pekerti untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai dan karakter positif.
7. Penumbuhan Budi Pekerti
Sekolah selayaknya menjadi "taman" yang di dalamnya anak-anak Indonesia akan mendapatkan suasana belajar penuh tantangan tapi menyenangkan dan menumbuhkan budi pekerti luhur. Bersamaan dengan dimulainya tahun ajaran 2015/2016, Kemdikbud mencanangkan gerakan Penumbuhan Budi Pekerti melalui serangkaian kegiatan non kurikuler, yaitu rangkaian kegiatan harian dan periodik wajib maupun pilihan, seperti tertuang dalam Permendikbud tentang Penumbuhan Budi Pekerti untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai dan karakter positif.
8. Budi Pekerti Luhur yang diharapkan dapat tumbuh mencakup antara lain.
- Internalisasi nilai moral dan spiritual dalam kehidupan.
- Rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
- Interaksi positif antara peserta didik dengan guru dan orangtua.
- Interaksi positif antar siswa.
- Pengembangan potensi utuh siswa.
- Pemeliharaan lingkungan sekolah yang mendukung iklim pembelajaran.
- Pelibatan orangtua dan masyarakat.
9. Internaslisasi Nilai-Nilai Moral dan Spiritual
Menghayati hubungan spiritual dengan Sang Pencipta dan diwujudkan dengan sikap moral keseharian untuk menghormati sesama makhluk hidup dan alam sekitar.
10. Internalisasi nilai-nilai moral dan spiritual
Kegiatan wajib
Guru dan peserta didik berdoa bersama sesuai keyakinan masing-masing-masing, sebelum dan sesudah hari pembelajaran, dipimpin oleh seorang peserta didik secara bergantian di bawah bimbingan guru.
Contoh-contoh pembiasaan baik
Kegiatan wajib
Guru dan peserta didik berdoa bersama sesuai keyakinan masing-masing-masing, sebelum dan sesudah hari pembelajaran, dipimpin oleh seorang peserta didik secara bergantian di bawah bimbingan guru.
Contoh-contoh pembiasaan baik
- Membiasakan untuk menunaikan ibadah bersama sesuai agama dan kepercayaannya baik dilakukan di sekolah maupun bersama masyarakat.
- Membiasakan perayaan Hari Besar Keagamaan dengan kegiatan yang sederhana dan hikmat.
- Membiasakan siswa menginisiasi dan melakukan kegiatan sosial.
Keteguhan menjaga semangat kebangsaan dan kebhinnekaan untuk menjalin dan merekat tenun kebangsaan. Mampu terbuka terhadap perbedaan bahasa, suku bangsa, agama dan golongan, dipersatukan oleh keterhubungan untuk mewujudkan tindakan bersama sebagai satu bangsa dan satu tanah air.
12. Penanaman nilai kebangsaan dan kebhinnekaan
Kegiatan wajib
- Melaksanakan upacara bendera setiap hari Senin dengan mengenakan seragam atau pakaian yang sesuai dengan ketetapan sekolah.
- Melaksanakan upacara bendera pada pembukaan MOPDB untuk jenjang SMP, SMA/SMK.
- Sesudah berdoa setiap memulai hari pembelajaran, guru dan peserta didik menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
- Sebelum berdoa saat mengakhiri hari pembelajaran, guru dan peserta didik menyanyikan lagu daerah, lagu wajib nasional maupun lagu terkini yang bernuansa patriotik atau cinta tanah air.
- Mengenalkan beragam keunikan potensi daerah asal siswa melalui berbagai media dan kegiatan.
- Membiasakan perayaan Hari Besar Nasional dengan mengkaji atau mengenalkan pemikiran dan semangat yang melandasinya melalui berbagai media dan kegiatan.
13. Interaksi Positif dengan sesama siswa
Kepedulian terhadap kondisi fisik dan psikologis antar teman sebaya, adik dan kakak kelas.
14. Interaksi Positif dengan sesama siswa
Kegiatan Wajib
- Membiasakan pertemuan di lingkungan sekolah dan/atau rumah untuk belajar kelompok yang diketahui oleh guru dan/atau orangtua.
- Gerakan kepedulian kepada sesama warga sekolah dengan menjenguk warga sekolah yang sedang mengalami musibah, seperti sakit, kematian, dan lainnya.
- Gerakan kakak kelas asuh, di mana seorang kakak kelas membimbing seorang adik kelas yang baru masuk ke sekolah.
Interaksi sosial positif antara peserta didik dengan figur orang dewasa di lingkungan sekolah dan rumah, yaitu mampu dan mau menghormati guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, warga masyarakat di linglkungan sekolah dan orang tua, yang sebaliknya menghargai dan menyayangi para siswa
16. Interaksi positif dengan guru dan orangtua
Kewajiban/Kegiatan Wajib
- Sekolah mengadakan pertemuan dengan orangtua siswa pada setiap tahun ajaran baru untuk mensosialisasikan: a) visi; b) aturan; (c) materi; dan (d) rencana capaian belajar siswa agar orangtua turut mendukung keempat poin tersebut.
- Memberi salam, senyum dan sapaan kepada setiap orang di komunitas sekolah.
- Guru dan tenaga kependidikan datang lebih awal untuk menyambut kedatangan peserta didik sesuai dengan tata nilai yang berlaku.
- Membiasakan peserta didik untuk berpamitan dengan orang tua/wali/penghuni rumah saat pergi dan lapor saat pulang, sesuai kebiasaan/ adat yang dibangun masing-masing keluarga.
- Secara bersama peserta didik mengucapkan salam hormat kepada guru sebelum pembelajaran dimulai, dipimpin oleh seorang peserta didik secara bergantian.
17. Penumbuhan potensi unik dan utuh setiap anak
Penghargaan terhadap keunikan dan keutuhan potensi peserta didik untuk dikembangkan. Mendorong siswa mengembangkan kecakapan dasar serta minat-bakatnya.
18. Penumbuhan potensi unik dan utuh setiap anak
Kegiatan Wajib
Menggunakan 15 menit sebelum hari pembelajaran untuk membaca buku selain buku mata pelajaran
Contoh-contoh pembiasaan baik
- Peserta didik membiasakan diri untuk memiliki tabungan dalam berbagai bentuk (rekening bank, celengan, dan lainnya).
- Membangun budaya bertanya dan melatih peserta didik mengajukan pertanyaan kritis dan membiasakan siswa mengangkat tangan sebagai isyarat akan mengajukan pertanyaan.
- Membiasakan setiap peserta didik untuk selalu berlatih menjadi pemimpin dengan cara memberikan kesempatan pada setiap siswa tanpa kecuali, untuk memimpin secara bergilir dalam kegiatan-kegiatan bersama/berkelompok.
- Warga sekolah memanfaatkan waktu sebelum memulai hari pelajaran pada hari-hari tertentu (dilaksanakan secara berkala dan rutin) untuk kegiatan olah fisik seperti senam kesegaran jasmani.
- Siswa melakukan kegiatan positif secara berkala sesuai dengan potensi dirinya.
19. Pemeliharaan lingkungan sekolah
Ikut bertanggung jawab memelihara lingkungan sekolah secara bergotong-royong untuk menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan dan kenyamanan lingkungan sekolah.
20. Pelibatan orangtua dan masyarakat
Penguatan peran orangtua dan unsur masyarakat di sekitar sekolah dengan melibatkan secara aktif dalam kegiatan pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah.
21. Pelibatan orangtua dan masyarakat
Penguatan peran orangtua dan unsur masyarakat di sekitar sekolah dengan melibatkan secara aktif dalam kegiatan pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah.
22. Pelibatan orangtua dan masyarakat
Kegiatan Wajib
Mengadakan pameran karya siswa pada setiap akhir tahun ajaran dengan mengundang orangtua dan masyarakat untuk memberi apresiasi pada siswa.
Contoh-contoh pembiasaan baik
- Orangtua membiasakan untuk menyediakan waktu 20 menit setiap malam untuk bercengkerama dengan anak mengenai kegiatan di sekolah.
- Sekolah bekerja sama dengan instansi swasta dan organisasi profesi untuk mengenalkan profesi dan kegiatan kemasyarakatan kepada para siswa.
- Masyarakat bekerja sama dengan sekolah untuk mengakomodasi kegiatan kerelawanan oleh peserta didik dalam memecahkan masalah-masalah yang ada di lingkungan sekitar sekolah.
24. Pengumpulan dan penyebaran praktek-praktek baik
25. Mendorong pendidikan sebagai gerakan
Untuk semua yang kami paparkan di atas, kami tayangkan dalam persentasi PowerPoint yang dapat Anda lihat seperti di bawah ini.
PPT Presentase Mendikbud Penumbuhan Budi Bekerti
Untuk itu kami sediakan filenya secara untuh pada link di bawah ini
PPT Presentase Mendikbud Penumbuhan Budi Bekerti
Demikianlah yang dapat kami posting pada kesempatan kali ini. Terima kasih atas perhatiannya dan untuk menyempatkan waktunya untuk berkunjung. Bertemu pada waktu lain kali pada kesempatan yang sama.
0 comments: